UMAT KATOLIK YANG MISIONER (Poster APP I - KAM)
Tujuan utama bagi kamu, yang bergabung dalam hidup bersama adalah untuk hidup secara harmonis dalam rumahmu, seharti dan sejiwa tertuju pada Allah."
(Regula Santo Agustinus Artikel 3 )

Gambar dalam poster memperlihatkan seorang misionaris (Eropa) sedang berada di sebuah daerah untuk menyampaikan Firman Allah. Beragam pandangan orang tentang misionaris dan hal bermisi. Pada zaman dulu kata “misionaris” identik dengan pastor-pastor luar negeri yang melayani di Indonesia, misalnya: Pastor Arie van Diemen, OFMCap, Pastor Wiro van Diemen, OFMCap, Pastor Philippus Philippus,OFMCap, Pastor Elphidius van Duynhoven, OFMCap, Pastor Leo Josten, OFMCap, Pastor Edward Verritj, OFMCap, Pastor Sibarandus van Rossum, OFMCap, Pastor Giuseppe, OFMConv, Pastor Antoni Rajoli, OFMConv, dan masih banyak lagi. Mereka datang dengan misi untuk menyebarkan ajaran iman Katolik kepada pribumi.
Di zaman sekarang, iman ke-Katolik-an yang mereka tabur sudah menghasilkan buah, yaitu kita sebagai umat Katolik di Indonesia. Sekarang kitalah yang menjadi misionaris. Tidak seperti para pastor terdahulu, misi kita tidak harus keluar dari daerah melainkan di dalam negeri kita sendiripun kita bisa bermisi. Bermisi keluar mungkin kita bayangkan penuh dengan tantangan, bertualang, taruhan nyawa, dianiaya dan berjalan terus dari desa ke desa. Misi dapat saja kita lakukan dengan menghidupi semangat Injil dalam kehidupan sehari-hari dan berbagi sukacita kepada sesama. Hal konkretnya bisa kita lakukan dengan menjalankan tugas perutusan dengan baik, misalnya membantu orang yang kesusahan, menunjukkan sikap adil dan toleran di tengah masyarakat, ikut ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan di Gereja, turut serta dalam memajukan kesejahteraan umum dan lain-lain. Dengan melakukan hal demikian, kita sudah menjadi misionaris di tengah dunia.
Bacaan Kitab Suci: Matius 28:16-20
16 ”Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Pembahasan,
Dalam perikop Injil tadi, Yesus mengutus para murid (bermisi) untuk menjadikan semua bangsa menjadi murid-Nya dengan membaptis mereka, kemudian mengajar mereka tentang segala sesuatu yang pernah diajarkan oleh Yesus kepada para murid. Sekarang ini, kitalah yang meneruskan tugas perutusan itu. Setiap orang Katolik yang sudah dibaptis, harus mewartakan Sabda Kristus kepada semua orang kapan pun dan di mana pun ia berada.
Perutusan yang kita terima dari Gereja lewat pembaptisan tidak mewajibkan kita untuk bermisi ke tempat yang jauh. Kita dapat bermisi di sekitar lingkungan di mana kita tinggal dan bertumbuh. Misi kita harus kita awali dengan berbenah diri yakni, kita harus mempersiapkan diri dengan mempelajari dasar-dasar iman Katolik, ajaran sosial Katolik dan ajaran moralnya. Disamping itu kita juga membutuhkan keterampilan
lain sehingga perlu mengikuti berbagai kursus dan pelatihan yang diselenggarakan oleh paroki dan keuskupan. Para orangtua tidak kalah juga perannya, di rumah dengan teladan mereka telah bermisi mewartakan Sabda kepada anakanaknya. Hal itu kemudian ditiru dan melekat sebagai kebiasaan dan akhirnya anak mampu menyatakannya di tengah-tengah pergaulannya setiap hari. Jadi tidak perlu memikirkan hal-hal besar atau harus pergi jauh-jauh untuk bermisi. Misi harus kita mulai dari rumah kita, menyebar ke lingkungan di mana kita tinggal dan akhirnya sampai ke tengah masyarakat luas.