Partisipasi Ibu dalam Keluarga
Tujuan utama bagi kamu, yang bergabung dalam hidup bersama adalah untuk hidup secara harmonis dalam rumahmu, seharti dan sejiwa tertuju pada Allah."
(Regula Santo Agustinus Artikel 3 )
Hantaran Kitab SUCI
AMSAL 31 : 10 - 31
Isteri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya. Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Ia serupa kapal-kapal saudagar, dari jauh ia mendatangkan makanannya. Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan. Ia membeli sebuah ladang yang diingininya, dan dari hasil tangannya kebun anggur ditanaminya. Ia mengikat pinggangnya dengan kekuatan, ia menguatkan lengannya. Ia tahu bahwa pendapatannya menguntungkan, pada malam hari pelitanya tidak padam. Tangannya ditaruhnya pada jentera, jari-jarinya memegang pemintal. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Ia tidak takut kepada salju untuk seisi rumahnya, karena seluruh isi rumahnya berpakaian rangkap. Ia membuat bagi dirinya permadani, lenan halus dan kain ungu pakaiannya. Suaminya dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri. Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang. Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. Ia membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. Anak-anaknya bangun, dan menyebutnya berbahagia, pula suaminya memuji dia: Banyak wanita telah berbuat baik, tetapi kau melebihi mereka semua. Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. Berilah kepadanya bagian dari hasil tangannya, biarlah perbuatannya memuji dia di pintu-pintu gerbang.
Renungan
Bacaan dari Kitab Amsal akan membantu kita menemukan hal itu, yakni dengan menjadi istri yang cakap. Istilah ini dipakai dalam artian: perempuan yang berbakat dan sukses; perempuan yang mampu mengurus keluarga dan semua urusan rumah tangga, bahkan sanggup melakukan bisnis/ perdagangan, mampu melakukan pekerjaan amal dan sebagainya. Dalam renungan ini kita akan melihat bagaimana istri yang cakap itu dalam sikapnya mencintai suaminya, melahirkan dan mendidik anak-anaknya serta peranannya bagi banyak orang di sekitarnya khususnya yang miskin dan menderita.
Istri yang cakap tampak dalam nilai hidupnya bagi suaminya. Ia lebih berharga daripada permata. Hati suaminya percaya kepadanya, suaminya tidak akan kekurangan keuntungan. Ia berbuat baik kepada suaminya dan tidak bebuat jahat sepanjang umurnya.
Seorang istri yang cakap adalah seorang yang giat bekerja demi kebutuhan keluarganya. Ia mencari bulu domba dan rami, dan senang bekerja dengan tangannya. Seorang istri yang cakap mendatangkan makanan bagi keluarganya. Seorang istri yang cakap, bangun pagi hari, memasak makanan untuk seisi rumahnya dan mengatur tugas-tugas dalam keluarga, khususnya bila ada pekerja di rumahnya. Seorang istri yang cakap ikut mempersiapkan masa depan keluarga dengan mengumpulkan atau menambah harta milik keluarga dari hasil jerih payahnya bekerja. Istri yang cakap selalu siap sedia menghadapi segala kemungkinan, memelihara badannya supaya tetap sehat. Seorang istri yang cakap senantiasa mengisi waktu dengan perbuatan-perbuatan yang menguntungkan keluarga. Bahkan pada malam hari dia tetap berjaga-jaga. Jauh dari perbuatan-perbuatan kegelapan.
Istri yang cakap mempunyai pengaruh dan sumbangsih bagi masyarakat. Ia memberikan tangannya kepada yang tertindas, mengulurkan tangannya kepada yang miskin. Seorang istri yang cakap peduli terhadap sesamanya yang mengalami ketidakadilan, senang membantu mereka yang lapar, memberi kepada yang tak punya apa-apa dan yang sendirian. Seorang istri yang cakap memelihara seisi Partisipasi dalam Keluarga rumahnya dari tantangan alam sekitar dengan pakaian kehangatan. Ia menjaga martabat keluarganya dengan mengusahakan pakaian yang sopan, pakaian yang pantas dan indah. Istri yang cakap memenuhi kebutuhan keluarga dengan tangannya dan kalau memungkinkan bahkan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. Hal-hal yang hina tidak dia lakukan. Istri yang cakap selalu memikirkan dan menyambut hari depan dengan penuh sukacita dan optimis. Istri yang cakap membuka mulutnya dengan hikmat, pengajaran yang lemah lembut ada di lidahnya. Seorang istri yang cakap berbicara dengan penuh kebijaksanaan, tidak asal bicara. Berbicara dengan kelembutan. Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya, makanan kemalasan tidak dimakannya. Istri yang cakap peduli dan memperhatikan isi rumah tangganya. Istri yang cakap bangun pagi-pagi, dipuji oleh anak-anak serta suaminya.
Kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, tetapi isteri yang takut akan TUHAN dipuji-puji. Istri yang cakap tidak menghabiskan waktu dan uang untuk kecantikan tubuhnya. Istri yang cakap memperoleh balasan yang baik atas kerja kerasnya dan mendapat pujian karena pekerjaan-pekerjaannya. Istri yang cakap mengarahkan keluarganya kepada Tuhan. Mendidik anak-anak rajin berdoa. Mengajar anak-anaknya tentang nilai cinta, pengampunan, penghargaan terhadap orang lain, menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan.