Partisipasi Bapak dalam Keluarga

Tujuan utama bagi kamu, yang bergabung dalam hidup bersama adalah untuk hidup secara harmonis dalam rumahmu, seharti dan sejiwa tertuju pada Allah."

(Regula Santo Agustinus Artikel 3 )

Hantaran Kitab SUCI 

Efesus 5 :22-33 , Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu.  Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya. Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Renungan

Tujuan sebuah keluarga dibentuk adalah kebahagiaan. Adalah pertanyaan penting: Bagaimana caranya? Keluarga Katolik bahagia dapat tercapai bila suami mengasihi istri dan istri menghormati suaminya.

Keluarga bahagia jika anak-anak bertumbuh dalam iman dan cinta kasih. Sebagai satu komunitas hidup bersama kebahagiaan itu bisa tercapai bila masing-masing pribadi dalam keluarga mengambil bagian atau berpartisipasi menurut peran masing-masing. Kebahagiaan sebuah keluarga dimulai ketika pasangan suami istri saling mengasihi dan saling menghormati.

Seorang bapak atau suami dalam kitab Rasul Paulus dalam bacaan diatas, memiliki tugas pertama-tama mengasihi dan menghormati istrinya. Kasih dan hormat itu tampak dalam kesetiaannya dalam suka dan duka, dalam untung dan malang di waktu sehat dan sakit. Selain kebahagiaan suami istri, tujuan perkawinan Katolik salah satunya adalah kelahiran dan pendidikan anak. Seorang bapak harus siap menjadi bapak dengan menerima kelahiran seorang anak dalam keluarga. Tidak boleh menghindari atau menolak kelahiran anak. Hal itu bertentangan dengan tujuan perkawinan katolik. Sesudah kelahiran anak, seorang bapak bertanggungjawab untuk pendidikan dan masa depan anak-anaknya.

Mengarahkan anak-anak supaya memperoleh masa depan pekerjaan mereka kelak. Seorang bapak dalam keluarga menurut Rasul Paulus juga menjadi kepala keluarga, memimpin anggota keluarga yaitu istri dan anak-anak. Bapak diharapkan menjadi pemimpin yang bijaksana dalam mencapai cita-cita keluarganya. Bapak juga menjadi pemberi nafkah jasmani melalui pekerjaannya setiap hari, pelindung bagi keluarga dari ancaman , serta teladan iman dan moral bagi anggota keluarganya. Bapak juga berperanpenting mendidik anak-anak tentang nilai-nilai hidup bersama orang lain, mengajarkan mereka untuk mencintai dan menghormati sesama.

Bapak juga menjadi pembimbing anak-anak dalam menghidupi semangat hidup seorang Katolik. Tugas dan tanggungjawab seorang bapak dalam keluarga katolik ada tiga. Seperti Kristus, bapak dalam keluarga dipanggil menjadi: pertama, menjadi Nabi, seorang bapak mempunyai tugas mewartakan Sabda Tuhan di tengah keluarga. Menerangkan arti dan makna Sabda Tuhan dalam percakapan, dalam ibadat bersama keluarga, dan renungan setiap hari. Kedua, menjadi imam. Menjadi imam berarti menguduskan. Seorang bapak mempunyai tanggungjawab menguduskan keluarga lewat doa-doa bagi keluarga, ibadat di tengah keluarga, memberkati anak-anak. Ketiga, menjadi raja atau pemimpin. Seorang bapak adalah pemimpin dalam keluarga, seorang pemimpin dengan semangat melayani seperti Kristus, bukan sebagai tuan. Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa tugas seorang bapak tidak hanya terbatas pada aspek materiil saja, tetapi juga aspek rohani dan emosional dalam membentuk karakter dan kehidupan keluarga yang bahagia. Dengan demikian, peran bapak sangatlah penting dalam keluarga bahagia.