Partisipasi Anak dalam Keluarga

Tujuan utama bagi kamu, yang bergabung dalam hidup bersama adalah untuk hidup secara harmonis dalam rumahmu, seharti dan sejiwa tertuju pada Allah."

(Regula Santo Agustinus Artikel 3 )

Hantaran Kitab Suci

Efesus 6:1-9

Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi. Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia dengan takut dan gentar, dan dengan tulus hati, sama seperti kamu taat kepada Kristus, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan hati orang, tetapi sebagai hamba-hamba Kristus yang dengan segenap hati melakukan kehendak Allah, dan yang dengan rela menjalankan pelayanannya seperti orang-orang yang melayani Tuhan dan bukan manusia. Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman. Ingatlah, bahwa Tuhan mereka dan Tuhan kamu ada di sorga dan Ia tidak memandang muka.

 

Renungan

Tujuan dari perkawinan adalah meneruskan keturunan dan pendidikan anak. Anak dalam keluarga tidak hanya sekedar obyek atau pihak yang semata-mata hanya menerima tetapi juga ikut terlibat menentukan kebahagiaan keluarga. Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada di Efesus yang baru kita dengar berbicara tentang relasi antar keluarga: suami – isteri, orang tua – anak. Secara singkat tadi kepada anak-anak diperintahkan untuk menaati orang tua mereka. Ketaatan anak kepada orangtua adalah ketaatan dalam segala hal. Ketaatan ini mengandaikan orangtua sudah menjadi orangtua yang benar. Ketaatan dalam semangat firman Tuhan. Bagaimana caranya anak-anak menaati orangtua dalam keluarga dan apa saja tugas dan tanggungjawab mereka terhadap orangtua dan anggota keluarga?.

Pertama, melaksanakan nasihat dan ajaran orangtua. Anak mempunyai tugas mengerjakan apa yang ditugaskan orangtua, mengikuti ajaran orangtua berkaitan dengan iman, aturan hidup berkeluarga dan tanggungjawab dalam masyarakat.

Kedua, menjaga kehormatan dan nama baik keluarga. Dalam hal ini anak tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mencemarkan nama baik keluarga seperti mencuri, berbohong, malas ke gereja, dll.

Ketiga, membantu pekerjaan rumah tangga. Dalam tugas ini anak dapat memelihara dan menjaga rumah. Menyapu, memperbaiki yang rusak, membuat rumah lebih sehat dan indah.

Keempat, membimbing atau menjaga saudara kandung. Dalam tugas ini seorang anak mempunyai tugas membimbing saudaranya supaya bertumbuh dengan baik. Selain itu anak juga harus menjaga saudaranya bila masih membutuhkannya. Menjaga bila saudaranya sakit, membantu dalam kebutuhannya.

Kelima, menjadi masa depan keluarga. Dalam tugas ini anak menjadi penerus keturunan dengan berkeluarga, meneruskan usaha-usaha keluarga serta menjaga warisan keluarga.

Keenam menjadi kebanggaan dan mengharumkan nama keluarga. Dalam tugas ini anak memiliki kewajiban untuk belajar dengan baik, mengasah ketrampilan dan mengukir prestasi yang dapat menjadi kebanggaan keluarga.

Menjadikan nama keluarga harum karena pekerjaan yang baik. Keenam, dapat mengurus diri sendiri. Partisipasi seorang anak dalam keluarga pertama-tama dapat diwujudkan dengan menjadi pribadi yang mandiri. Berusaha menjaga, merawat dan menyembuhkan diri sendiri. Memenuhi kebutuhan sendiri sedapat mungkin seperti makan sendiri, menyuci pakaian sendiri, membersihkan kamar, mengatur jadwal di rumah dengan baik.Seorang anak keluarga Kristen dipanggil juga menjadi saksi Kristus di tengah dunia. Ini ditampakkannya melalui ketaatannya kepada Tuhan. Rajin berdoa, mewartakan Sabda Tuhan, saksi kebaikan dan cinta kepada sesama.